Kategori

11/10/2024

Pantau News

Aktual dan Terpercaya

Ditelanjangi dan Diarak serta Diperkosa Massal, Berikut Cerita Tragis 2 Wanita di India

PANTAUNEWS.COM – Dua orang wanita ditelanjangi lalu diarak dan diperkosa massal di Manipur, India. Peristiwa horor itu dipicu konflik antara dua etnis, yakni Meitei dan Kuki.

Konflik antaretnis di Manipur itu sebenarnya telah terjadi sejak Mei 2023. Konflik antaretnis dipicu perselisihan soal akses terhadap pekerjaan pemerintah serta manfaat lainnya.

Konflik kemudian memicu sejumlah bentrokan berdarah. Rumah-rumah dan gereja dibakar hingga menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi ke kamp-kamp yang disediakan pemerintah India.

Etnis Meitei merupakan mayoritas di wilayah itu dan sebagian besar menganut agama Hindu serta tinggal di dalam dan sekitar wilayah Imphal. Sementara, etnis Kuki yang sebagian besar beragama Kristen tinggal di area perbukitan setempat.

Etnis Kuki memprotes tuntutan etnis Meitei yang meminta kuota untuk pekerjaan publik dan penerimaan perguruan tinggi sebagai bentuk tindakan afirmatif. Protes itu membangkitkan kembali kekhawatiran lama di kalangan etnis Kuki bahwa Meitei akan bisa diizinkan mendapatkan tanah di daerah yang saat ini disediakan untuk mereka dan etnis minoritas lainnya.

Baca Juga:  Sadis! Gadis 16 Tahun Dilempar Hidup-hidup ke Sungai, Tangan-Kaki Diikat

Konflik di wilayah itu menyebabkan lebih dari 140 orang tewas. Konflik ini pula yang menjadi pemicu perbuatan tak manusiawi massa terhadap dua orang wanita dari etnis Kuki.

Dilansir BBC dan Hindustan Times, Sabtu (22/7/2023), dua wanita dari etnis Kuki itu diarak dalam kondisi telanjang lalu diduga diperkosa massal. Peristiwa mengerikan itu sebenarnya terjadi tak lama setelah konflik antaretnis pecah di Manipur, yakni 4 Mei 2023.

Namun, peristiwa tragis itu baru viral pada Rabu (19/7) dan memicu kemarahan publik India. Korban yang berasal dari etnis Kuki awalnya sempat diselamatkan oleh polisi bersama tiga anggota keluarganya. Namun, massa dari etnis mayoritas Meitei diduga menghadang polisi dan para penyintas.

Baca Juga:  PJU Menyala Siang Malam, Inilah Jawaban Disperkim Dumai

Massa disebut membunuh seorang pria berusia 56 tahun. Massa kemudian menelanjangi dan mengarak dua wanita yang kemudian peristiwa viral di media sosial.

Polisi Jadi Sorotan

Peristiwa tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan tentang peran polisi. Peran polisi makin dipertanyakan setelah muncul detail memberatkan dalam pengaduan tertulis dari kerabat salah satu korban wanita, yang salinannya dilihat BBC. Pengaduan tertulis itu menyebut massa diduga mengambil para penyintas dari tahanan polisi.

Dua orang yang selamat menuduh polisi hadir, tetapi ‘tidak melakukan apapun untuk membantu mereka’. Polisi setempat tidak membantah tuduhan tersebut. Beberapa laporan media setempat, yang mengutip pejabat polisi anonim, menyatakan polisi ‘kalah jumlah’ saat peristiwa itu terjadi.

Baca Juga:  Suyatno: Jaga Ketertiban dan Keamanan di Lingkungan Dalam Menjalani Bulan Puasa

Seorang pejabat senior pemerintah yang enggan disebutkan namanya menyebut polisi telah menerima lebih dari 6.000 pengaduan sejak dimulainya kekerasan pada 3 Mei dan keterlambatan dalam menangani kasus ini bisa jadi karena ‘jumlah kecil polisi Manipur’.

Pejabat itu juga mengatakan jika pemerintah menerima video tersebut lebih awal, tersangka akan ditangkap lebih cepat. Polisi Manipur belum menanggapi pertanyaan terkait tudingan lambatnya penanganan perkara. *** (dtc)

Editor: Edriwan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *